Jakarta, CNN Indonesia —
Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo membuka kesaksian para petugas pajak yang diduga pernah berlaku tidak baik pada pesinden Soimah.
Menurut dia, petugas pajak yang pernah mendatangi kediaman pesinden asal Yogyakarta tersebut tak pernah sekalipun bertemu Soimah. Mereka disebut hanya bertemu dengan pihak keluarga, penjaga rumah, dan konsultan pajak.
“Kesaksian semua petugas pajak yang berinteraksi, mereka tak pernah bertemu Soimah. Hanya keluarga atau penjaga rumah. Terakhir dengan konsultan pajak,” kata Prastowo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/4).
Ia pun menduga bahwa apa yang disampaikan Soimah terkait pengalaman buruknya dengan petugas pajak sejak 2015 lalu hanya berdasarkan laporan pihak lain.
“Patut diduga ini bersumber dari cerita pihak lain, yang merasa gentar dan gemetar. Lagi-lagi, saya berprasangka baik dan sangat ingin mendudukkan ini dalam bingkai pencarian kebenaran yang semestinya,” kata Yustinus.
Soimah sebelumnya membongkar pengalaman pribadinya saat berhadapan dengan oknum petugas Direktorat Jenderal Pajak ke budayawan Butet Kertaradjasa dan Puthut EA di siniar Blakasuta.
Soimah mengaku pernah didatangi petugas pajak yang ditemani oleh debt collector untuk menagih pajak penghasilannya. Soimah juga mengaku merasa diperlakukan seperti koruptor.
Namun, hal ini dibantah oleh Prastowo. Menurut dia, kantor pajak umumnya memiliki ‘debt collector’ sendiri yang dinamakan Juru Sita Pajak Negara (JSPN). Mereka bekerja dengan dibekali surat tugas dan menjalankan perintah yang jelas, yakni ada pajak yang tertunggak.
“Soimah sendiri tidak pernah diperiksa kantor pajak dan tercatat tak ada utang pajak, lalu buat apa didatangi sambil membawa debt collector?” kata dia.
Prastowo juga mengklarifikasi tudingan yang melibatkan petugas pajak karena dianggap bekerja dengan cara tak manusiawi dalam mengejar SPT di akhir Maret 2023 ini.
Ia mengklaim sudah mendengarkan percakapan Soimah dan isi percakapan WhatsApp dengan petugas pajak yang bersangkutan.
“Duh, saya malah kagum dengan kesabaran dan kesantunan pegawai KPP Bantul ini. Meski punya kewenangan, ia tak sembarangan menggunakannya. Ia hanya mengingatkan bahkan menawarkan bantuan jika Soimah kesulitan,” katanya.
Menurutnya, hal tersebut yang membuat Soimah merasa terintimidasi. Padahal, kata dia, pihaknya juga tidak pernah mengirim teguran resmi meski Soimah terlambat menyampaikan SPT.
(ryh/asr)