Home » Santri, Teknologi dan Digitalisasi

Santri, Teknologi dan Digitalisasi

"Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia."

by Indienesiana
Published: Last Updated on

Indienesia – Membangun Santri Melek Teknologi Di Era Digital, menjadi tema seminar yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Dalam seminar Literasi Digital ini, menghadirkan beberapa narasumber antara lain Ahmad Syaikhu Anggota Komisi I DPR RI, Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo, serta Muhammad Kholid Direktur Retas Institut.

Seminar yang diadakan secara daring ini diinisiasi oleh Kominfo yang ditujukan untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis serta untuk memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat, memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK.

Ahmad Syaikhu mengatakan bahwa dunia digital semakin berkembang dan tidak bisa dihentikan.

“DIgital memperngaruhi hampir seluruh aspek dan lini hidup masyarakat, termasuk para santri. Pesantren selama ini dianggap sebagai penjara suci yang seolah terjaga dari segala bentuk gadget. Namun sesungguhnya tidak bisa dipungkiri bahwa sebenarnya para santri yang menjadi anak didik dari pesantren sudah ikut masuk dalam dunia digital. Terlebih, santri yang notabene merupakan generasi Z sebagai generasi yang memang lahir di tengah perkembangan dunia digital,” katanya Sabtu, (25/06/2022).

Anggota Komisi I ini juga menyampaikan jika santri terus dipisahkan dengan teknologi, sudah bisa dipastikan mereka akan menjadi objek dan bahkan bisa menerima dampak negatif dari dunia digital. Oleh karenanya, menurut Syaikhu santri perlu diberikan pemahaman tentang teknologi, baik secara teknis maupun pemahaman terkait informasi yang mereka dapatkan dari berbagai media di dunia digital.

Semuel Abrijani juga menyampaikan bahwa, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja. Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disrupsi teknologi. Untuk mengahadapinya kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia. Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi.

Baca Juga:   Digerebek, Nikita Mirzani Akan Laporkan Polisi Yang Datangi Dirinya

“Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia.” katanya.

Sementara itu Muhammad Kholid mengatakan bahwa begitu banyaknya pesantren yang ada di Indonesia jadi fakta penting bahwa para santri tidak bisa dimarjinalkan, terutama karena mereka menjadi bagian dari perkembangan Indonesia.

“Santri yang notabene merupakan pemuda-pemudi memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan. Oleh karenanya, mereka juga harus dilibatkan dan diberikan bekal yang cukup dalam menghadapi perkembangan teknologi,” katanya.

Harus ada adaptasi dan penyesauain oleh para santri dalam bidang teknologi. Dengan adanya teknologi dalam kegiatan pemebalajaran para santri di pesantren, diharapkan bisa lebih mempermudah mereka dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh, jika dulu konsep pembelajaran di pesantren berlangsung secara tatap muka,dengan adanya teknologi para santri bisa tetap belajar dengan para asatidz meskipun tidak bertemu secara langsung, menurut Kholid.

Disisi lain memang ada beberapa “tantangan dan hal negatif yang mungkin ditemukan, namun itu bukanlah menjadi alasan untuk menolak teknologi dalam kegiatan para santri di pesantren.” Pungkas Kholid.

Lainnya Dari Indienesia

Copyright © 2023 Indienesia. All Rights Reserved.

close