Home » Rupiah Melemah Pagi Ini karena Investor Khawatir Perlambatan Ekonomi

Rupiah Melemah Pagi Ini karena Investor Khawatir Perlambatan Ekonomi

by Indienesia
Published: Last Updated on


Nilai tukar rupiah dibuka melemah 31 poin ke level Rp 14.963 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pasar khawatir terhadap perlambatan ekonomi global terutama di AS yang kemudian memicu investor membuang aset berisiko menuju aset aman dolar AS.

Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik menguat ke arah Rp 14.958 atau terkoreksi 0,17% pada pukul 09.45 WIB pada penutupan kemarin.

Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah terhadap dolar AS pagi ini. Dolar Singapura terkoreksi 0,11% bersama dolar Taiwan 0,19%, won Korea Selatan 0,65%, yuan Cina 0,01%, baht Thailand 0,27%, dan ringgit Malaysia 0,06%. Sebaliknya, rupee India, peso Filipina dan yen Jepang masih menguat.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah akan kembali melemah hari ini karena kekhawatiran pasar terhadap potensi perlambatan ekonomi global. Rupiah mungkin melemah ke arah Rp 15.000, dengan potensi support di kisaran Rp 14.900 per dolar AS.

“Di tengah pelemahan data-data ekonomi AS, bisa jadi muncul kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi global. Kekhawatiran ini bisa mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman dollar AS,” kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Kamis (6/4).

Data tenaga kerja dan manufaktur AS memburuk. Pembukaan lapangan kerja baru di AS pada Maret 2023 turun menjadi 9,9 juta, rekor terendah hampir dua tahun terakhir. 

Data ISM PMI Manufaktur AS untuk periode Maret kembali turun ke level 46,3 poin. Indeks PMI itu merupakan level terendah sejak Mei 2020, dan terendah sejak pertengahan 2009 jika tidak memperhitungkan periode Covid-19. Permintaan baru untuk produksi di pabrik-pabrik AS juga kembali turun 0,7% pada Februari, lebih dalam dari perkiraan pasar 0,5%. 

Baca Juga:   Duduk Perkara Beda Klaim Mahfud-Kemenkeu soal Cuci Uang Emas Rp 189 T

Kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi telah memicu koreksi terhadap aset berisiko pagi ini. Indeks saham utama Asia memerah pagi ini, Nikkei 225 Jepang melemah 1% bersama Shanghai SE Composite 0,13%, Hang Seng Hong Kong 0,08%, dan Kospi Korea Selatan 0,68%.

Pasar juga akan merespons data PMI jasa Cina yang dirilis pagi ini. Data pagi ini menunjukkan indeks PMI jasa Cina mencapai rekor tertingginya lebih dua tahun ke level 57,8 poin. Data yang lebih baik ini menurut Ariston bisa menjadi sentimen positif untuk rupiah hari ini. 

Analis DCFX Lukman Leong juga memperkirakan ruoiah akan kembali tertekan hari ini karena pasar menghindari aset berisiko. Rupiah kemungkinan diperdagangkan di rentang Rp 14.900-Rp 15.050 per dolar AS. 

Sejumlah data ekonomi AS yang memburuk mendorong investor meninggalkan rupiah menuju aset aman dolar AS. Data penyerapan tenaga kerja baru di sektor swasta oleh ADP kauh lebih kecil dari perkiraan. Data PMI untuk sektor jasa di AS juga lebih rendah dari ekspektasi memicu investor flight to safety atau berlari mencari aset aman.

 

 



Source link

Lainnya Dari Indienesia

Copyright © 2023 Indienesia. All Rights Reserved.

close