Indienesiana – Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan mengungkapkan enam tersangka pelaku penganiayaan serta pengeroyokan terhadap pegiat media sosial (medsos) Ade Armando yang juga seorang dosen di Universitas Indonesia bukanlah mahasiswa. Mereka, kata Zulpan, juga bukan bagian dari aliansi BEM SI.
“Pengeroyokan terhadap saudara Ade Armando yang dilakukan beberapa orang, bukan dari kelompok mahasiswa BEM SI atau kami namakan non mahasiswa,” kata Zulpan dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (12/04/2022).
Zulpan mengatakan, pemukul Ade merupakan penyusup dalam demo. Tapi, ia tak membeberkan lebih lanjut latar belakang para tersangka.
“Kepolisian menolong korban Ade Armando kemudian melakukan langkah-langkah kepolisian terukur untuk bubarkan massa karena massa aksi sudah disusupi oleh non mahasiswa,” terangnya.
Sementara, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan dua tersangka yang ditangkap berprofesi sebagai wiraswasta. Ade menyebut empat orang lainnya yang masih buron juga bukan mahasiswa.
Dua tersangka yang telah ditangkap ini diketahui atas nama Muhamad Bagja yang diringkus di Jakarta Selatan dan Komar yang dicokok di Jonggol.
“Dari data kami himpun dari dua orang yang ditangkap statusnya wiraswasta, bukan mahasiswa,” kata Tubagus.
Total polisi telah menetapkan enam orang tersangka pengeroyokan Ade Armando, yakni, Muhamad Bagja, Komar, Abdul Latip, Abdul Manaf, Dhia Ul Haq, dan Ade Purnama.
Dari keenam tersangka itu, empat orang lainnya masih buron dan dalam upaya pengejaran. Polisi meminta keempat tersangka ini untuk segera menyerahkan diri.
Diketahui, Ade Armando babak belur dianiaya oleh massa saat mengikuti aksi demonstrasi di depan gedung DPR, Senin (11/04/2022).
Ade dianiaya oleh sekumpulan massa yang diduga bukan dari bagian kelompok mahasiswa atau BEM yang turun aksi. Ade dianiayai hingga tersungkur ke aspal dan babak belur.
Ade yang juga mencoba melindungi diri dan kepalanya akhirnya tersungkur ke tanah saat diamuk massa.