Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha resmi mendeklarasikan partainya bergabung di koalisi besar pendukung Presiden Joko Widodo di Pilpres 2024.
“PSI tegak lurus masuk ke dalam tim parpol pendukung Jokowi mulai hari ini,” kata Giring Ganesha di kantor DPP PSI, Jakarta, Rabu (5/4).
Giring menyebut alasan PSI bergabung ke dalam Koalisi Besar yang sebetulnya masih wacana tersebut. Menurut Giring PSI ingin meneruskan capaian yang telah diraih oleh Jokowi.
“Beberapa minggu ini banyak dinamika politik jadi PSI harus mengambil sikap, ini momentum yang sangat besar kami berpikir ada capaian dari Pak Jokowi yang harus diteruskan dan dijaga” ujar Giring.
Senada dengan Giring, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie juga mengatakan alasan bergabung dengan koalisi besar karena ingin melihat program Jokowi terus berlanjut. Grace mengatakan koalisi dari partai-partai pendukung Jokowi sudah semakin menemukan bentuknya.
“Di situ ada ada KIB, di situ juga ada KIR yang kemudian mungkin akan disebut koalisi besar masih terus mencari bentuknya, tapi komunikasi yang lebih intens sekarang sedang terus kita bangun,” kata Grace.
Grace kemudian mengungkapkan alasan PSI sudah lebih dulu deklarasi untuk ikut koalisi besar meskipun masih sebatas wacana atau resmi terbentuk.
“Ini kan sedang tahap formasi, kita melihat sama nih agendanya. Jadi PSI tertarik masuk ke dalam barisan tersebut,” kata Grace.
Bakal bertemu Golkar
Grace juga mengungkapkan rencana pertemuan antara PSI dan Golkar untuk berkomunikasi terkait wacana bergabung dengan Koalisi Besar.
“Kemungkinan minggu depan kami akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Pak Airlangga,” kata Grace.
Rencana mendirikan koalisi besar partai politik untuk Pilpres 2024 mulai mencuat ketika Presiden Jokowi bertemu lima ketua umum partai di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu (2/4) kemarin.
Lima orang ketum Parpol yang hadir pada pertemuan itu adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Prabowo Subianto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PPP Mardiono.
Mereka mengaku membahas rencana pendirian koalisi besar. Koalisi besar ini rencananya akan meleburkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang semula berisikan PPP, PAN dan Golkar dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang berisikan Gerindra dan PKB.
“Kita merasa ada frekuensi yang sama ya, ada kecocokan dan kalau dilihat pimpinan partai kita sudah masuk, Pak Cak Imin ya, kita sudah masuk timnya Pak Jokowi,” ucap Prabowo usai pertemuan.
Ide koalisi besar ini awalnya sempat digaungkan oleh Ketum Golkar Airlangga Hartarto usai menghadiri buka puasa bersama di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu (25/3) lalu.
Partai-partai di koalisi Jokowi sebelumnya telah membentuk koalisi sendiri-sendiri. Pada 12 Mei 2022 misalnya, Partai Golkar menyatakan berkoalisi dengan PAN dan PPP. Tiga partai pendukung Jokowi itu mendeklarasikan pendirian Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Namun, KIB sampai saat ini belum mendeklarasikan capres dan cawapres. Beberapa nama yang masuk bursa capres KIB adalah Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, Mardiono, Sandiaga Uno, dan Erick Thohir.
Koalisi lainnya di barisan Jokowi adalah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Koalisi ini didirikan Partai Gerindra dan PKB pada 13 Agustus 2022. Koalisi ini berkomitmen memenangkan Prabowo Subianto di 2024. Namun, KKIR belum menentukan cawapres hingga saat ini.
Presiden Joko Widodo yang hadir pada pertemuan lima ketum Parpol itu turut merespons positif wacana lima partai membentuk koalisi besar.
“Cocok,” kata Jokowi singkat.
Jokowi telah menyatakan tidak berperan dalam pembentukan koalisi besar. Namun sulit disangkal rencana pembentukan koalisi ini tidak melibatkan peran mantan Wali Kota Solo tersebut.
(mab/DAL)