Jakarta, CNBC Indonesia – Luas wilayah Singapura sangat jauh jika dibandingkan dengan Indonesia, tetapi dari jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang justru lebih banyak.
Luas Singapura tercatat 728,6 km persegi, sementara berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) luas Indonesia 1,92 juta km persegi. Artinya, luas Singapura hanya 0,03% saja dari Indonesia.
Singapura hanya sedikit lebih besar ketimbang DKI Jakarta yang memiliki luas 664 km persegi.
Dengan perbandingan luas tersebut, agak miris melihat jika jumlah turis yang datang ke Singapura lebih banyak ketimbang Indonesia.
Melansir data Aseanstat, jumlah wisman ke Singapura pada 2019 nyaris 19 juta kunjungan, lebih banyak ketimbang Indonesia 16,1 juta kunjungan.
Jumlah kunjungan turis tersebut selalu lebih tinggi dari Indonesia. Baru pada 2020, jumlah tersebut lebih rendah, yakni 2,7 juta sementara Indonesia 4 juta kunjungan.
Tetapi, 2020 adalah pengecualian, sebab dunia sedang dilanda pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) melanda. Hampir semua negara termasuk Singapura dan Indonesia menerapkan pembatasan sosial dengan level keketatan yang berbeda-beda. Bahkan, banyak negara menutup perbatasannya.
Ada beberapa alasan kenapa Singapura begitu berjaya di sektor pariwisata berdasarkan situs Travel Earth, meski memiliki luas wilayah yang secuil saja.
Keamanan, Singapura dianggap sebagai salah satu negara teraman di dunia, dengan tingkat kejahatan yang rendah. Hal ini tentunya memberikan kenyamanan bagi para turis.
Surga Makanan, Singapura dilaporkan murah dan banyak variasi. Kafe, pujasera dan pusat jajanan di berbagai sudut negara, sehingga turis dengan mudah bisa wisata kuliner.
Bersih, Singapura menjadi salah satu negara terbersih di dunia. Singapura memiliki aturan yang ketat, tidak boleh meludah dan buang sampah sembarangan.
Selain itu, Travel Earth menyebut arsitektur yang menarik, transportasi publik yang mudah, tempat wisata keluarga, hingga shopping hub, menjadi alasan banyaknya turis datang ke Singapura.
Artikel Selanjutnya
Ancaman Virus Langya Nyata, Indonesia Diintai Bahaya
(pap/pap)