Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dengan tegas mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah setuju untuk melakukan impor beras. Hal itu dibeberkannya dalam konferensi pers awal tahun 2023 secara virtual, Senin (2/1/2023).
“Beras ini kami nggak pernah setuju impor, karena Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) mengatakan beras surplus,” katanya.
Namun demikian, Zulkifli Hasan atau yang kerap disapa Zulhas menuturkan bahwa pihaknya telah dikirimkan surat oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Sekretaris Kabinet, Badan Pangan Nasional, hingga Bulog yang meminta agar disetujui untuk melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton.
Hal itu diputuskan dalam rapat terbatas (ratas) yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera mengimpor beras.
“Kami melaksanakan keputusan ratas itu,” ujarnya.
“Minggu pertama nggak dapat, minggu ke dua nggak dapat (sampai dengan) minggu keempat juga belum dapat. Nah memang yang Desember kami dapat laporan baru masuk kurang lebih 100 ribu ton lebih,” tambah Zulhas.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu menuturkan, impor beras akan terus dilanjutkan hingga bulan Januari 2023. Namun, ia juga tetap memberikan peringatan agar di bulan Februari sudah harus berhenti impor beras, sebab pada bulan Maret sudah masuk masa panen raya.
“Maka Februari tidak ada lagi (impor beras). Paling tidak akhir Februari sudah tidak boleh impor beras,” ujarnya dengan tegas.
Selain itu, Zulhas menyampaikan agar petani tidak perlu khawatir. Sebab, saat ini sudah dibuatkan kebijakan agar Bulog bisa membeli beras ataupun gabah dari petani dengan harga yang paling murahnya, untuk beras di Rp 8.200 per liter dan gabah di Rp 4.450.
“Jadi bisa membeli Rp 9 ribu sampai dengan Rp 10.500 per liter di pasaran,” ujar Zulhas.
“Begitu juga dengan gabah, paling murah Rp 4.450. Jadi bisa beli Rp 5 ribu atau sampai dengan bisa beli Rp 6 ribu,” tambahnya.
Artikel Selanjutnya
Waspada! Beras Impor Selundupan Masuk Pasar Lokal
(miq/miq)