Home » Airlangga Hartarto: Kartu Prakerja Banyak Direplikasi Negara Berkembang

Airlangga Hartarto: Kartu Prakerja Banyak Direplikasi Negara Berkembang

"Dari data yang masuk, 56 persen peserta Kartu prakerja tinggal di desa, 49 persen di antaranya adalah perempuan dan sekitar 3 persen adalah penyandang disabilitas."

by Indienesiana
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto. Dok. Menko Perekonomian

Indienesia – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, mengatakan program Kartu Prakerja adalah satu program Governement to People (GtoP), salah satu program paling masif yang ada, dibandingkan dengan negara lain sehingga banyak negara berkembang ingin mereplikasi Program Kartu Prakerja Indonesia.

“Dalam pertemuan UNESCO tadi malam di Marakaas, mereka mencari jalan untuk menghadapi tantangan the future of work terkait dengan transformasi digital, green economy, dari hampir seluruh negara yang memaparkan, yang paling siap dan sudah operasional Insyaallah dari Indonesia melalui Kartu Pra Kerja. Kemarin dalam pertemuan di Davos Menteri Labour dari Belanda dengan Perdana menterinya juga mengatakan bahwa mereka ingin melihat Kartu Prakerja dan itu bisa direplikasi di negara-negara berkembang lain,” kata Airlangga dalam acara Temu Raya #KitaPrakerja di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Jumat (17/06/2022).

Airangga menuturkan, per hari ini tercatat sudah 12,8 juta perserta Kartu Prakerja dengan 95 persen telah menerima insentif. Program Kartu Prakerja juga menjadi bagian dari sustainable development goals (SDG’s) karena program itu dinikmati di 514 kabupaten/kota se-Indonesia.

Dari data yang masuk, 56 persen peserta Kartu prakerja tinggal di desa, 49 persen di antaranya adalah perempuan dan sekitar 3 persen adalah penyandang disabilitas.

Menurutnya, keberhasilan program Kartu Prakerja itu adalah menggabungkan supply juga demand dan seluruhnya dibentuk dalam ekosistem yang terus bergerak secara dinamis menggunakan database dan Artificial Intelligence (AI).

Kartu Prakerja itu didukung oleh 171 lembaga pelatihan, 6 platform digital, 6 mitra pembayaran, 3 portal kerja, dan 8 perguruan tinggi sebagai penilai dan pemantau.

“Pasar yang dibentuk dari pelatihan Kartu Prakerja selama dua tahun adalah pasar pelatihan yang nilainya sekitar Rp6 triliun dalam 1 tahun. Sebelum ada Program Kartu Prakerja pasar itu kosong, tidak ada pasar yang menangani digital education,” ujarnya.

Baca Juga:   Inflasi Melaju, Rupiah Lesu, 2022 Penuh Tantangan Bagi BI

Dari yang mengikuti program Kartu Prakerja, lanjut Airlangga, 30 persen yang sebelumnya menganggur kini telah bekerja atau berwirausaha, dan 90 persen terjadi peningkatan kompetensi, produktivitas dan daya saing.

Lalu, 606 persen peserta telah menggunakan sertifikasi Kartu Prakerja untuk mendapatkan pekerjaan. Sedangkan 27 persen dari penerima Kartu Pra Kerja belum pernah punya rekening bank. Tetapi 27 persen itu memilih menggunakan E-Wallet sehingga ini menjadi bagian dari program inklusi keuangan. Dari bantuan dana bagi peserta yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp2,4 juta, 70 persen untuk modal usaha.

Lainnya Dari Indienesia

Copyright © 2023 Indienesia. All Rights Reserved.

close