Indienesia – Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan terlibat debat sengit dengan mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Luhut ke UI untuk menemui Rektor UI, mahasiswa pun lantas menyambut kedatangannya dengan demo.
BEM UI tersebut spontan menggelar aksi unjuk rasa saat tahu Luhut menemui rektornya.
Usai bertemu Rektor UI, Luhut pun lantas menemui para mahasiswa.
Tak lama kemudian di dalam Balai Sidang UI, Luhut keluar untuk menemui mahasiswa yang sudah menunggunya. Ia pun akhirnya menjawab tuntutan yang diajukan.
“Mau kalian apa? Biar saya jawab!,” kata Luhut kepada mahasiswa, Selasa (12/04/2022).
BEM UI kemudian melontarkan pertanyaan wacana terkait rencana penundaan Pemilu atau perpanjangan masa jabatan tiga periode untuk presiden. Mereka menuntut penjelasan dari Luhut.
Adapun percakapan yang terjadi antara mahasiswa UI dengan Luhut antara lain sebagai berikut:
Mahasiswa: Terkait wacana penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden, harus terus untuk ditegaskan oleh Pemerintah menolak wacana tersebut. Kita baca di media bahwa Bapak Luhut Binsar Panjaitan menyuruh ketua partai untuk mewacanakan penundaan pemilu. Kita minta bapak klarifikasi dan kita minta bapak buka big data, apakah bapak berani, pak. Silahkan, pak!
Luhut: Siapa yang bilang saya minta presiden tiga periode?
Mahasiswa: Kita baca di media pak!
Luhut: Dengerin ya, jangan marah-marah. Saya tidak pernah mengatakan presiden tiga periode.
Mahasiswa: Berarti bapak menolak wacana penundaan pemilu, pak?
Luhut: Saya tidak pernah mengatakan presiden tiga periode. Yang pernah saya katakan, banyak di bawah itu minta pemilu ditunda. Kamu ngomong gini salah, nggak kan?
Mahasiswa: Ada buktinya nggak, pak? Ada datanya nggak? Buka big data! Atau bapak yang minta?
Luhut: Dengerin, kan saya punya hak juga untuk tidak men-share sama kalian, tidak ada masalah kenapa harus ribut, kamu harus belajar berdemokrasi ke depan, bahwa kamu dengan istrimu, pacarmu saja bisa beda pendapat, tidak perlu emosional.
Mahasiswa: Tapi bapak pejabat publik, pak?
Luhut: Saya punya anak juga mahasiswa, jadi kalian jangan emosional. Kalian dengerin juga, jadi saya mau bilang, kita itu beda pendapat silahkan. Nanti dengan istrimu beda pendapat tidak harus berantem.
Mahasiswa: Kita sepakat mungkin kita berbeda pendapat dalam demokrasi, tapi bapak pejabat publik, perlu mempertanggungjawabkan big data ke kita semua!
Luhut: Apa hak kewajiban saya mempertanggungjawabkan saya punya data?
Mahasiswa: Seakan-akan pejabat publik mengizinkan tiga periode, penundaan pemilu.
Luhut: Kamu berasumsi, tidak boleh. Sudah dijawab sama Presiden, Presiden sudah bilang pemilu tetap 14 Februari 2024.
Mahasiswa: Jadi apakah benar ada big data? Atau penundaan pemilu atas keinginan siapa?
Luhut : Saya bilang saya yang ngomong, nggak ada yang lain. Saya hanya sampaikan ada data begini.
Mahasiswa: Kita minta dibuka!
Luhut: Kalau sepakat saya nggak sepakat boleh kan? Kita boleh beda pendapat nggak?
Mahasiswa: Nah itu tujuan kita, bapak harus buka data!
Luhut: Dengerin kamu, anak muda, kamu nggak berhak juga nuntut saya, karena saya juga punya hak untuk memberitahu.
Mahasiswa: Otoriter nih?
Luhut: Kalau otoriter saya nggak samperin kamu!
Itulah debat panas antara Luhut dengan mahasiswa UI yang meminta Luhut untuk membuka soal big data terkait rencana penundaan Pemilu atau perpanjangan masa jabatan tiga periode untuk presiden.